Pendekatan Saintifik Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013
total-edukasi.blogspot.com |
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
- mengamati;
- menanya;
- mengumpulkan informasi/eksperimen;
- mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
- mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Pengalaman
Belajar
|
Kegiatan
Belajar
|
Kompetensi
yang
Dikembangkan
|
Mengamati
|
Membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
|
Melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
|
Menanya
|
Mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati
(dimulai
dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
|
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
|
Mengumpulkan
informasi/ eksperimen
|
|
Mengembangkan
sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
|
Mengasosiasikan/
mengolah
informasi
|
|
Mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan .
|
Mengkomunikasikan
|
Menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
|
Mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan
singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
|
Itulah gambaran tentang pendekatan Saintifik menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 yang sekaligus sebagai petunjuk teknis penerapan kurikulum tahun 2013 di sekolah-sekolah di tanah air. Mudahan informasi ini bermanfaat.
0 Response to "Pendekatan Saintifik Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013"
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan bijak dan sopan. Jangan gunakan kata-kata kasar, caci maki, bullying, hate speech, dan hal-hal lain yang dapat membuat orang lain tersinggung.